Keselamatan di tempat kerja kini menjadi lebih penting daripada sebelumnya. Peningkatan jumlah kecelakaan kerja dan dampak ekonomi yang ditimbulkannya telah mendorong perubahan dalam cara organisasi mengelola keselamatan. Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3 atau OSHMS) kini menjadi solusi penting untuk mengurangi risiko dan meningkatkan keselamatan pekerja. Tinjauan literatur terbaru ini menyoroti standar internasional utama dalam SMK3 dan bagaimana standar tersebut berkembang dari tahun 1990-an hingga saat ini, menekankan pentingnya menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman secara global.
Evolusi SMK3: Dari Tahun 1990-an Hingga Sekarang
Penerapan SMK3 semakin berkembang setelah berbagai kecelakaan industri besar, seperti Flixborough (1974) dan Piper Alpha (1987). Tragedi-tragedi ini menyadarkan kita akan pentingnya penerapan manajemen risiko yang terstruktur. Seiring berjalannya waktu, berbagai standar internasional dikembangkan untuk membantu organisasi menciptakan tempat kerja yang aman. Di antara standar-standar tersebut, OHSAS 18001 adalah yang paling banyak diterapkan hingga digantikan oleh ISO 45001 pada 2018, yang kini menjadi standar global yang menyatukan praktik keselamatan di seluruh dunia.
Standar-Standar Utama yang Membentuk Lanskap SMK3 Global
Penerapan sistem manajemen keselamatan kerja global didasarkan pada beberapa standar kunci. Beberapa di antaranya adalah:
- OHSAS 18001 (1999), yang tetap dominan diterapkan di banyak industri hingga digantikan oleh ISO 45001 pada 2018, menandakan adanya kesatuan global dalam praktik keselamatan kerja.
- ISO 45001 (2018) adalah standar terbaru yang mengintegrasikan keselamatan dan kesehatan kerja dengan sistem manajemen mutu (QMS) dan sistem manajemen lingkungan (EMS), memperluas cakupan dan efektivitas manajemen keselamatan.
- ILO-OSH 2001, BS 8800, dan HSG 65 memberikan panduan penting tentang kerja sama antara pemerintah, pengusaha, dan pekerja, mencerminkan konsensus global bahwa keselamatan adalah tanggung jawab bersama.
Standar-standar ini memberikan pedoman yang komprehensif untuk mengintegrasikan proses manajemen risiko dan membangun budaya keselamatan di dalam organisasi. Dengan semakin terhubungnya berbagai industri, penerapan sistem ini kini bukan hanya kewajiban regulasi, tetapi juga investasi strategis dalam efisiensi dan keberlanjutan.
Temuan Penelitian: Tren Penerapan SMK3 yang Terus Meningkat
Penelitian yang dilakukan pada rentang waktu 1995 hingga 2020 menunjukkan tren yang jelas: penerapan SMK3 terus meningkat, terutama sejak tahun 2000-an. Secara khusus, publikasi terkait SMK3 mengalami lonjakan tajam pada tahun 2011-2012, yang mencerminkan kesadaran global yang semakin besar akan pentingnya keselamatan di tempat kerja. Safety Science dan Accident Analysis & Prevention adalah jurnal utama yang banyak menerbitkan penelitian terkait SMK3.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa meskipun OHSAS 18001 masih dominan dalam penerapan SMK3, ISO 45001 semakin mendapatkan penerimaan luas setelah diterbitkan pada 2018. Sektor-sektor seperti konstruksi (23%) dan manufaktur (37%) adalah yang paling banyak mengadopsi standar ini, meskipun sektor lain seperti kimia, teknologi, dan kesehatan juga mulai banyak menerapkan SMK3.
Tantangan dalam Penerapan SMK3
Meskipun manfaatnya sudah terbukti, penerapan SMK3 masih menghadapi beberapa hambatan. Penelitian ini mengidentifikasi beberapa kendala utama, antara lain:
- Biaya implementasi yang tinggi, yang sering menjadi penghalang bagi perusahaan kecil untuk mengadopsi standar ini.
- Kurangnya kesadaran dan pelatihan di kalangan pekerja dan manajemen.
- Resistensi budaya organisasi, di mana keselamatan sering dianggap sebagai beban tambahan, bukan bagian integral dari strategi bisnis.
Mengatasi hambatan-hambatan ini sangat penting agar penerapan SMK3 dapat berjalan efektif. Ini memerlukan dukungan penuh dari manajemen puncak, pelatihan yang memadai, serta budaya keselamatan yang kuat di seluruh organisasi.
Dampak SMK3: Lebih Dari Sekadar Kepatuhan
Penerapan SMK3 bukan hanya soal memenuhi regulasi, melainkan merupakan investasi jangka panjang yang membawa manfaat, seperti penurunan angka kecelakaan kerja, peningkatan produktivitas, dan perbaikan citra perusahaan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa dengan mengintegrasikan data epidemiologi ke dalam SMK3, sistem keselamatan kerja di masa depan dapat lebih efektif dalam mengurangi risiko jangka panjang terhadap kesehatan pekerja.
Pemerintah dan pengusaha semakin mengakui pentingnya SMK3, tidak hanya untuk memastikan kepatuhan terhadap hukum, tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja dan efisiensi operasional perusahaan.
Kesimpulan: Membangun Masa Depan yang Lebih Aman dengan SMK3
Tinjauan literatur ini menunjukkan peran penting standar internasional SMK3 dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman. Dengan semakin terhubungnya ekonomi global, integrasi standar keselamatan, lingkungan, dan manajemen mutu dalam ISO 45001 akan menjadi semakin penting.
Bagi perusahaan yang ingin terus maju, mengadopsi dan terus meningkatkan SMK3 bukan lagi pilihan—melainkan kebutuhan. Tempat kerja yang aman akan berujung pada organisasi yang lebih produktif dan tangguh, serta siap menghadapi tantangan di dunia yang semakin peduli terhadap keselamatan.
Referensi
Marhavilas, P.K., Pliaki, F., & Koulouriotis, D. (2022). International Management System Standards Related to Occupational Safety and Health: An Updated Literature Survey. Sustainability, 14(20), 13282.
Karya asli tulisan ini berupa paparan. Klik disini untuk mengunduh.
Foto: Pixabay






Responses (0 )