Laman masih dalam pengembangan, mohon maklum. Liat Instagram Kami →

Rekayasa Sipil

Essai Beasiswa LPDP

Referensi essai LPDP: contoh struktur, cara menulis Personal Statement dan Essay Kembali ke Indonesia, serta pengalaman nyata kegagalan dan strategi agar lolos beasiswa LPDP.

0
11
Essai Beasiswa LPDP

Beasiswa salah satu solusi untuk meningkatkan pendidikan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat dimana secara syarat memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Banyak beasiswa yang tersedia, namun saya ingin fokus pada beasiswa LPDP yang dikelola oleh Kementrian Keuangan Republik Indonesia. Beasiswa ini pula yang membawa saya nanti menggapai gelar Magister di Universitas Gadjah Mada mulai Agustus 2024.

Tujuan artikel ini saya maksudkan agar pembaca dapat mendapatkan referensi mengenai essay yang hendak ditulis untuk proses pengajuan beasiswa LPDP. Sebelum itu berdasarkan pengalaman saya, saya sempat tidak lolos untuk kali pertama karena administrasi (sertifikat TOEFL prediksi bukan yang dipersyaratkan), kali kedua saya tidak lolos wawancara namun saya tidak tau pasti, menurut saya karena ketidaksiapan saya dan jawaban yang tidak sesuai kemungkinan. Nah, jadi siapkan segala sesuatu dengan baik agar proses dan hasil sesuai harapan.

Langkah pertama menulis essay baca perintah yang ada di website beasiswa dan atau panduan beasiswa LPDP. Menurut saya hal ini diperlukan agar tidak ada kesalahan sekecil mungkin, setidaknya kita tahu apa yang harus ditulis dan bagaimana tulisan tersebut sudah atau belum memenuhi persyaratan.

Selanjutnya saya ingin berbagi mengenai isi essay, waktu saya mengajukan ada 2 essay yang perlu ditulis yaitu essay Kembali ke Indonesia dan personal statement. Nah, essay Kembali ke Indonesia terdapat minimum kata yang digunakan, waktu pertama menulis minimal 1500 kata sedangkan personal statement membutuhkan minimal 1000 kata. Tulisan ini merupakan versi lengkap dari postingan saya terkait “Menulis Essay untuk Mendaftar Beasiswa LPDP“.

Essay Kembali ke Indonesia

Ginanjar Dwi Prasetyo, nama pemberian bapak ** dan ibu ** dalam hal ini adalah orang tua kandung saya. Saya seorang yang menyukai hal hal yang condong terhadap bidang teknologi inovasi. Beberapa diantaranya, pemanfaatan bendungan sebagai sarana pendayagunaan energi yang digunakan untuk menghasilkan listrik, penggunaan bahasa pemrograman sebagai media atau alat bantu menganalisis suatu perhitungan, dan penggunaan limbah batok kelapa yang digunakan sebagai bahan campuran aspal dalam upaya mengurangi serta pemanfaatan limbah. Maka dari itu tugas akhir atau skripsi saya berkaitan dengan teknologi informasi. Hasil kolaborasi teknik sipil dan teknik informatika didapatkan skripsi saya yang berjudul “Program Analisis Frekuensi Besaran Rancangan Berbasis Website”. Walaupun demikian, masih banyak hal yang saya suka mengenai teknologi inovasi. Saya berharap dapat berkarya yang merupakan suatu kolaborasi bidang lain dengan ilmu serta keahlian yang lebih baik dan berkualitas.

Terdapat beberapa upaya pengabdian kepada masyarakat yang saya pernah ajukan atau lakukan selama perkuliahan di Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Janabadra. Program Hibah Bina Desa (PHBD), Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), serta Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang secara umum menjadi syarat kelulusan di Universitas Janabadra adalah beberapa upaya dan telah saya lakukan. Pada kegiatan PHBD diajukan sebanyak 2 kali, kali pertama tidak lolos seleksi proposal. Kedua kalinya tidak lolos juga, walaupun sudah sampai tahap 2 dari 3 tahap yang bila lolos tahap 3 akan didanai. Pada kegiatan PKM terbentuk 2 kelompok, saya tercantum dan ikut dalam keduanya. Namun demikian, PKM juga tidak lolos pada tahap proposal. Kegiatan KKN selama saya kuliah dilakukan dalam 1 bulan 15 hari. Ada banyak agenda yang disusun bersama dengan anggota kelompok KKN. Salah satu diantaranya adalah membuat biopori yang digunakan sebagai resapan air hujan dan tempat untuk mengolah dedaunan agar menjadi kompos. Penerapan ilmu ke masyarakat secara baik baru dapat saya lakukan dalam kegiatan KKN tersebut, sisanya baru sekedar upaya-upaya.

Saya memliki niat kuat terhadap keinginan mengikuti organisasi. Terbukti ketika kuliah saya aktif dalam mengikuti organisasi dan kegiatan yang ada. Mulai dari kegiatan kegiatan kecil, seperti rapat rapat, menghadiri undangan organisasi lain, aktif berpendapat dan mengusulkan. Ada beberapa organisasi yang saya ikuti, yaitu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Jama’ah Shaffudin dalam bidang keagamaan, Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil (HMS), dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Fakultas Teknik di lingkungan Universitas Janabadra dengan periode atau masa jabatan yang berbeda beda di setiap organisasinya. Pada setiap organisasi saya dapat mengambil banyak pelajaran, mendapatkan pengalaman, berusaha memulai berbicara, mengutarakan ide, bertukar fikiran, saling beradu argumen untuk mendapatkan solusi, melatih bersosial terhadap lingkungan kampus dan masyarakat, membuat kegiatan umum yang melibatkan banyak orang dalam kepanitiaan, merancang acara untuk masyarakat umum ataupun akademisi serta kegiatan yang aktif lainnya.

Indonesia adalah negara yang memiliki iklim tropis, yang artinya negara yang hanya memiliki dua musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Masalah umum terjadi di negara beriklim tropis, dalam hal ini Indonesia yaitu banjir serta air tanah yang tersedia berada jauh dari permukaan tanah. Hal ini diakibatkan oleh tidak adanya daerah atau kawasan yang cukup untuk resapan air hujan. Pemukiman padat di perkotaan salah satu faktor yang menjadikan volume limpasan air hujan menjadi besar. Air hujan tersebut akan membuat genangan dan apabila limpasan air hujan tidak segera meresap ke tanah dapat mengkaibatkan banjir. Adapun bila air hujan yang meresap ke tanah sedikit, maka air tanah akan sulit diperoleh karena permukaan airnya yang dalam. Padahal, air tanah digunakan dalam kehidupan sehari hari untuk mandi, mencuci, serta air minum.

Berdasarkan masalah d atas saya ingin menawarkan solusi, yang pertama dibuatkannya kawasan percontohan yang memiliki masalah banjir yang terbilang berdampak besar, misal sebut saja program “1001 sumur resapan”. Kedua, memberikan saran terkait kebijakan yang mengatur tentang daerah resapan air hujan dalam hal ini perlu nya peran pemerintah, terutama pada kawasan perkotaan dan tidak lupa daerah yang harus dijaga konservasi airnya. Ketiga, saluran drainase pada daerah yang sering banjir harus dirancang ulang kapasitasnya untuk diperbaharui menyesuaikan kondisi. Keempat berkaitan dengan sosial, perlu pengertian antar masyarakat dan pihak pelaku usaha, misalnya hotel terhadap pentingnya “memanen” air hujan. Solusi yang ditawarkan perlu dilakukan pengecekan di lapangan, penyesuaian sosial, serta pengambilan/pengumpulan data terkait. Adapun faktor sangat mempengaruhi penyelarasan solusi akhir yang akan diambil, misalnya kondisi geografis lokasi atau kontur, kondisi ekonomi dan sosial budaya, juga hal lain sebagainya.

Teknik Sipil merupakan jurusan ataupun program studi yang saya ambil pada tingkat Strata-I. Setiap hal yang berkaitan dengan pembangunan, tata kota, lingkungan, ataupun lalu-lintas berhubungan  erat dengan teknik sipil. Pada program beasiswa magister LPDP saya menargetkan prodi Magister Teknik Sipil yang masih sejalur dengan tingkat saat saya menempuh gelar sarjana Strata-I. Program studi ini mencakup ilmu yang luas dalam penerapannya. Namun, saya memfokuskan pada bidang keairan ataupun lingkungan agar saya bisa melakukan implementasi terhadap konservasi air, kelestarian alam atau hal hal berkenaan tentang lingkungan. Bidang ilmu yang akan saya pelajari ini ialah jembatan agar solusi yang saya tawarkan mengenai masalah yang sering dihadapi Indonesia dapat dikurangi penyebabnya dan harapannya dapat diminimalisir secara maksimal. Walaupun demikian, dikarenakan keadaan alam hanya dapat diprediksi dan diukur probabilitas atau frekuensinya, kita hanya dapat merencanakan serta merancang. Dukungan ilmu yang akan saya pelajari pada program Magister Teknik Sipil dapat memberikan peningkatan kapasitas dan kualitas diri untuk bisa diberikan kembali kepada lingkungan, alam, masyarakat, bangsa juga negara.

Indonesia pada masa mendatang menurut saya adalah Indonesia yang sejuk alam, damai lingkungan, teduh trotoarnya, jalanan nyaman untuk bersepeda, intinya Indonesia yang berwawasan terhadap lingkungan yang berkelanjutan. Indonesia yang menjaga dan menambah daerah atau kawasan hijau, tertata kota dan terawat pedesaanya. Konsep lingkungan berkelanjutan memerlukan stakeholder terkait, harapan saya akan ada dan banyak stakeholder yang mendukung akan kelestarian dan sadar terhadap dibutuhkannya kawasan lingkungan asri. Upaya pendukung diperlukan untuk mencapai mimpi tersebut, memanen air hujan, meresapkan air hujan ke dalam tanah, menjaga lingkungan perkotaan, melestarikan alam pedesaan, hulu dan hilir sungai “tidak sakit”, hutan hutan terkelola dengan baik, tidak mengambil secara berlebih di alam, mengambil dan mengembalikan segala sesuatu ke alam sesuai sebagai mana mestinya. Hal lainnya berupa adanya kebijakan kebijakan berkaitan dengan lingkungan yang berkelanjutan.

Mimpi untuk Indonesia yang lain yaitu pemerataan kondisi ekonomi dan modernisasi. Dimana akan adanya sistem pengelolaan kesejahteraan masyarakat serta pemutahiran penggunaan teknologi dengan melibatkan masyarakat yang terbilang gagap teknologi sebagai fokusnya. Suatu saat, banyak berdirinya start up atau usaha rintisan berbasis masyarakat umum. Desa bukan lagi tempat yang hanya klasik, namun desa juga sekaligus dapat menjadi desa digital yang segala sesuatu terintegrasi dengan koneksi internet. Usaha Micro Kecil Menengah menjadi usaha yang memiliki nilai jual berkualitas tehadap produk dan mempunyai nilai ekspor yang tinggi. Hal tersebut tentu dapat dicapai dengan beberapa kurun waktu dan konsisten menjaga upaya peningkatan go international untuk produk usaha serta berkala dalam merealisasi program dalam hal ini mimpi mimpi lainnya. Terlebih dari sekedar mimpi pribadi saya, mungkin ini juga adalah mimpi dari banyak orang yang berharap harap kepada Indonesia akan menjadi negara yang makmur dan maju tidak hanya berkembang.

Terdapat beberapa fikiran mengenai kontribusi atau peran yang ingin saya capai untuk membuat Indonesia menjadi lingkungan berbasis kawasan yang berkelanjutan. Pertama, bila saya diterima beasiswa pada program magister LPDP dan melewati setiap proses perkuliahan saya ingin berperan dan mengabdi sebagai dosen pada bidang terkait. Memberikan pengetahuan, mengajarkan ilmu dengan kualitas yang lebih dapat dipertanggungjawabkan, dan mendidik para generasi penerus bangsa menjadi generasi terbaik yang bermanfaat. Kedua, saya memiliki rencana berkontribusi dalam Aparatur Sipil Negara dengan proses mengikuti alur yang tersedia pada posisi yang berhubungan dengan bidang magister yang akan ditempuh. Ketiga, berperan sebagai tenaga ahli pada bidang keahlian sumber daya air. Banyak cara untuk mengambil peran demi berkontribusi dengan aktif kepada masyarakat Indonesia. Jumlah sedikit banyaknya cara bagaimana bisa berperan merupakan hal yang dapat diusahakan. Sungguh akan sesuatu yang demikian, saya ingin memberikan hadiah untuk masyarakat. Dimana hadiah tersebut tidak akan atau mudah untuk dilupakan, namun ringan untuk diingat.

Saya dan usaha saya guna mewujudkan mimpi yang telah tertuli di atas yaitu diawali melalui LPDP. Jalan mungkin terjal, rintangan mungkin banyak, tetapi saya tidak goyah. Niat hati ingin mendedikasikan untuk negeri. Susunan rencana sudah saya buat untuk menggapai mimpi. Ada rencana pertama, kedua, maupun rencana cadangan. Mengikuti program beasiswa LPDP adalah langkah pertama, dilanjutkan dengan mendaftar sebagai dosen atau mendaftar sebagai salah satu bagian dari ASN atau mencari perusahaan kemudian menjadi tenaga ahli di dalamnya, serta mengikuti berbagai sertifikasi keahlian guna meningkatkan kapasitas sebagai tenaga ahli yang dibutuhkan. Selain itu dikarenakan program studi Teknik Sipil biasanya ada dalam bidang atau jasa konstruksi, saya ingin ilmu yang nanti didapatkan bisa diterapkan bila saya berkesempatan bekerja pada perusahaan jasa konstruksi. Cara lain bentuk mewujudkan mimpi ini ialah dengan memanfaatkan perkembangan teknologi. Istilah yang biasa digunakan adalah blogging, membuat suatu artikel berkenaan dengan ilmu yang didapat melalui proses selama perkuliahan. Akses internet pada insdustri 4.0 membuat segala sesuatu mudah untuk dijagkau dari tempat mana saja yang memiliki cukup jaringan, hanya dalam gengaman. Sehingga, informasi atau artikel atau postingan dapat digunakan sebagai referensi, pengembangan inovasi, bahkan bisa sebagai motivasi untuk membuat hal baru.

Harapan saya dengan diijikannya saya melajutkan studi melalui jalur beasiswa magister LPDP, saya bisa memberikan peran yang berwujud untuk negeri, menggapai mimpi, merealisasikan keinginan keinginan, serta membuat Indonesia menjadi negara sejahtera baik masyarakat maupun alam atau lingkungannya. Setidaknya dari beberapa capaian yang hendak saya gapai, saya ingin menggunakan hati dan fikiran untuk mendapatkan mimpi tersebut.

Personal Statement

Hidupku, aktivitasku biasanya banyak yang aku rencanakan. Agenda-agenda seperti halnya silaturahim, main ke suatu tempat, berkunjung, atau hal akdemis seperti belajar bersama, saya lakukan berdasakan rencana. Dimaksudkan agar kegiatan-kegiatan yang ada tidak saling bertabrakan. Harapan dari direncanakannya agenda tadi, supaya mudah untuk saya memenejemennya. Berbeda kondisi bila terjadi hal yang tiba-tiba, maka perlu pertimbangan untuk memutuskan, apakah rencana diundur ataudimajukan. Pada intinya ada hal yang perlu dilihat tingkat kepentingannya.

Saya ingin sedikit banyak bercerita tentang perjalanan belajar saya. Mungkin saya ingin memulainya dari sekolah dasar. SDN Kaliagung, salah satu sekolah dasar yang jaraknya cukup dekat namun karena termasuk daerah perbukitan, perlu sedikit lebih tenaga untuk berjalan kaki atau bersepeda. Saya termasuk anak yang tidak terlihat pandai ketika masuk awal kelas satu. Bahkan, hingga saat ini saya sadar bahwa mulai kelas enam baru memperlihatkan sedikit kemampuan mengerjakan soal-soal. Perjuangan yang bisa dibilang “lembur” sewaktu kelas enam membuahkan hasil. Keinginan saya masuk ke sekolah menengah pertama yang merupakan sekolah favorit dan berkualitas terwujud.

SMPN 1 Sentolo ialah sekolah dambaan semua orang di sekitar wilayah saya. Orang tua saya juga sangat merokomendasikan dan menginginkan anaknya bersekolah disana. Alhamdulilah, tahun 2010 saya dapat lolos seleksi dan diterima di sekolah menengah pertama tersebut. Kelas satu hingga dua SMP, persaingan untuk masuk ranking begitu berasa. Ada yang awalnya biasa-biasa saja hingga muncul nama baru masuk ranking di kelas dua. Kelas tiga sangat terlihat persaingannya, sayapun berniat untuk lebih berusaha masuk dalam ranking. Walaupun tidak semua pelajaran saya dapat menonjol, namun ada satu hal yang sangat saya ingat ketika Pak Sobirin, guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial memberi saya nilai hamper sempurna 90-an lebih. Kondisi lain, mulai di kelas inilah saya bisa akui, saya mulai menyukai mata pelajaran Matematika. Salah satu mata pelajaran yang diujikan saat Ujian Nasional. Dalam hal ini saya bertekad membuktikan bahwa saya bisa dapat nilai tinggi untuk mata pelajaran tersebut, tanpa mengabaikan mata pelajaran lainnya. Terbukti bahwa dengan usaha dan doa, nilai Ujian Nasional untuk mata pelajaran Matematika saya mendapatkan nilai 97,5 atau hanya salah satu soal saja. Setelah lulus, saya berencana mendaftar di sekolah favorit lagi dengan tingkat yang berbeda. Dibutuhkan nilai yang tinggi untuk masuk ke sekolah menengah kejuruan yang saya maksud yakni SMKN 2 Pengasih, persaingan menjadi lebih ketat dikarenakan itu adalah sekolah menengah kejuruan yang familiar dan dikenal berkualitas.

Tujuan setelah lulus SMP tercapai, saya lolos seleksi dan menjadi siswa di SMKN 2 Pengasih. Saya awal masuk SMKN 2 Pengasih tahun 2013 dengan memilih juga dipilihkan jurusan Teknik Gambar Bangunan oleh orang tua. Mengingat ada salah satu tauladan di kampung yang merupakan lulusan jurusan tersebut, maka saya lebih yakin lagi. Saya menikmati pelajaran dengan beberapa kali aktif bertanya dan menjawab soal. Walaupun saya juga pendiam jika mengenai kegiatan organisasi. Maksud saya adalah saya tidak aktif berorganisasi hingga saya belajar hingga tahap sekolah menengah kejuruan. Pada titik ini, saya berniat untuk ikut serta dan aktif berorganisasi. Alasan kuat yang membuat saya ingin berorganisasi adalah bahwa banyak manfaat yang dapat diambil, banyak teman yang dapat saling bertukar informasi, pengalaman, juga gaya/cara berbicara di depan umum. Suatu ketika saat kelas 3, sekolah mengadakan tes bagi siswa untuk dapat melamar di salah satu perusahaan. Sayapun mengikuti tes tersebut, namun berdasarkan kuota yang akan diambil dan kemampuan, hasilnya saya tidak memenuhi persyaratan. Dahulu, sewaktu saya masih SMK saya berfikir ketika lulus akan bekerja. Namun, saya memiliki dua pilihan untuk bekerja atau lanjut ke jenjang Strata-I. Setiap saat saya memantau grup sosial media yang dibuat pihak sekolah, khusus untuk informasi pekerjaan. Pada kesempatan lain, saya juga mendaftar seleksi masuk perguruan tinggi melalui SNMPTN dan SBMPTN. Kedua seleksi tersebut gagal, saya tidak lolos seleksi. Akhirnya, dengan memohon izin orang tua bahwa saya akan melanjutkan studi, saya berniat bila lolos akan mencari beasiswa agar tidak membebani orang tua. Ada beberapa perguruan tinggi yang saya daftar, Universitas Janabadra jurusan Teknik Sipil menjadi pilihan saya diantara universitas berakreditasi baik lainnya yang menerima saya.

Memasuki masa perkulihan, saya langsung mencari informasi terkait organisasi. Ada dua organisasi yang saya daftar, dimana itu sudah cukup karena akan banyak kegiatan di dalamnya. Agenda yang disusun oleh organisasi terebut saya ikuti, saya berlatih berbicara, mengutarakan pendapat, berfikir membuat kegiatan, mencari solusi dari suatu masalah, serta banyak lainnya. Pada semester ke dua saya memiliki peluang mendapatkan beasisiswa, seperti yang sudah saya rencanakan ketika masuk kuliah. Terdapat seleksi untuk memperoleh beasiswa tersebut, dalam hal ini beasiswanya bernama Bidikmisi. Secara singkat, saya lolos dan memperoleh besiswa Bidikmisi mulai semester 2 hingga semester 8. Aktif berorganisasi tidak melunturkan kegiatan akademik saya. Saya lulus kuliah di semester ke 10, dimana mengharuskan saya mencari pekerjaan untuk memenuhi biaya akademik. Walapun demikian, saya memperoleh predikat lulus dengan pujian dengan nilai 3.52 dari skala 4.00.

Selama kuliah, saya pernah mengikuti beberapa kegiatan terbilang besar yang diselenggarakan oleh lembaga terkait. Beberapa diantaranya yaitu Program Hibah Bina Desa (PHBD) dan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Kegiatan PHBD telah saya ikuti dua kali, yang pertama berlokasi di Kabupaten Gunung Kidul dalam upaya hendak membangun suatu penampung air yang konsepnya “membawa” air yang sumbernya berada di elevasi lebih rendah daripada penampung air, namun tidak lolos tahap I. Kedua, kegiatan PHBD dilakukan di lokasi yang berbeda, yaitu di Kabupaten Sleman. Rancangan yang dibuat adalah membuat instalasi pemanen air hujan sebagai cadangan ketika musim kemarau. PHBD kedua tersebut hanya sampai pada tahap II dari tiga tahap, agar lolos dan didanai. Saya juga pernah ikut dalam dua kelompok PKM, adapun prosesnya hanya sampai pengajuan proposal saja. Selain aktivitas akademik berbasis pengabdian masyarakat, saya turut serta membantu rekan rekan saya dalam mengerjakan tugas. Mengajari hal hal yang berkaitan dengan tugas, baik jenisnya tugas besar, praktikum, atau sekedar pekerjaan rumah.

Proses membantu/mengajari kawan kawan membuat saya berencana untuk menjadi seorang dosen sebagai pengabdian saya terhadap negeri. Bidang yang menjadi fokusnya yaitu Sumber Daya Air pada prodi Teknik Sipil. Adapun, keinginan lain yang hendak saya capai adalah sebagai seorang tenaga ahli pada bidang tersebut. Dimana, hal ini berjalan lurus dengan tugas akhir saya yang berkaitan dengan bidang air/keairan. Judul tugas akhir saya yaitu Program Analisis Frekuensi Besaran Rancangan Berbasis Website, kolaborasi dua lintas jurusan. Program tersebut telah aktif dan dapat diakses secara umum, suatu produk akademik hasil penelitian selama kurang lebih satu tahun. Adapun sebelum menjadi dosen, saya perlu meningkatkan mutu ilmu pada tingkat Magister. Agar penerapan dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa bernegara dapat lebih dipertanggungjawabkan. Terdapat tiga target universitas yang menjadi pilihan saya, yaitu Universitas Sebelas Maret, Universitas Gajah Mada, dan Universitas Muhamadiyah Surakarta. Ketiga kampus tersebut memiliki rumpun ilmu yang saya butuhkan.

Foto: Pixabay

Ginanjar PrasetyoG
WRITTEN BY

Ginanjar Prasetyo

Suka blogging, pernah jadi surveyor, admin teknik, asisten dosen. Lulusan S1 Teknik Sipil, sekarang baru kuliah S2.

Responses (0 )